Rabu, 13 Maret 2013

Perjodohan

Masih inget jamannya Siti Nurbaya tentang perjodohan itu? Dimana dijodohkan oleh orang tua nya agar menikah dengan pilihan orang tua, yang mana dirinya tidak menyukai lelaki yang dijodhkan dengan pilihan orang tua.
Saya yakin, sampai sekarang dan zaman saat ini pun, ajang perjodohan antar orang tua dengan orang tua masih ada. Saya pernah mendengar selentingan dari orang tua muda yang ingin menjodohkan anaknya kelak jika sudah dewasa dengan anak teman karibnya. Sepertinya sepele dan lucu, karena bagaimanapun juga, anak dari masing- masing orang tua masih kecil, belum tau apa itu artinya kehidupan, hanya selentingan atau basa- basi ibu- ibu muda yang gemas melihat anak kecil lawan jenis yang lucu :3 , ehehe..

Kembali lagi ke perjodohan. Saya pribadi sih, orangnya fine- fine saja ketika dijodohkan dengan si A atau si B misalnya. Toh, yang namanya jodoh itu misteri, ga bakal ada yang bisa memperhitungkannya, jodohku atau jodohnya Anda itu siapa. yang penting be positive saja sih. Dan sebenarnya, tidak ada yang salah dengan perjodohan, toh bagaimanapun yang menentukan itu ya masing- masing orang itu sendiri, ketika orang tua nya benar- benar mendukung tapi tidak dengan anak yang menjalani, ya percuma saja, begitupun sebaliknya.

Sebenarnya, perjodohan itu indikasi yang melapangkan semua pihak. Kata orang Jawa, bibit, bebet, dan bobot nya pasti sudah jelas. Tidak ada dan tidak perlu was- was akan hal- hal yang menurut orang Jawa itu sangat di agung- agungkan. Pihak dari orang tua misalnya, orang tua pasti juga sudah tau bagaimana tindak tanduk, perilaku orang tua calonnya, ada pepatah, perilaku orang tua akan menurun ke perilaku anaknya. Nah, untuk satu itu, pasti orang tua tidak perlu khawatir lagi, karena sudah mengenal baik orang tua sang calon. Kedua, dari pihak anak. Pihak anak pun sudah melalu berbagai seleksi dari masing- masing pasangan. Dan, anak pun istilahnya agak bisa bernafas lega, karena masing- masing orang tua sudah memberikan "lampu ijo" bagi hubungan mereka. Yang lebih mengesankan lagi, masing- masing orang tua akan saling menjaga antara satu dengan yang lain, istilahnya akan dipantau aktivitas pacaran mereka, tidak seperti pacaran- pacaran lainnya. itulah sisi positif dalam hubungan tersebut.

Saya sering sekali di jodoh- jodohkan, ya namanya anak yang penurut dengan orang tua. Sedikit cerita, beberapa waktu yang lalu, saya dijodohkan dengan ya... masih keluarga tapi keluarga jauh. eitss, bukan dijodohkan, tapi dikenalkan. Maunya dikenalkan dengan sang kakak, yang tinggal di luar negeri. Saya sih oke- oke saja, kita kenalan, tukeran PIN BB, dan seterusnya. Tapi.. ya memang dasarnya, dia tidak suka mungkin, akhirnya ya kita tidak pernah ber komunikasi lagi.. eh, ujung- ujungnya adiknya yang sering berkomunikasi. Ya itu contoh kecilnya, jika orang tua sudah setuju, tapi anaknya enggak, ya ga bakal ada istilahnya perkenalan atau perjodohan itu terjadi.

Kakak saya beberapa waktu lalu, menasihati saya. Restu orang tua itu merupakan restu Allah juga. Saya sampai sekarang ber- keyakinan akan hal tersebut, karena memang itu adanya. Apalagi restu ibu. Saya sampai sekarang, selalu curhat dengan ibu saya, masalah percintaan saya, karena saya dasarnya tidak mau kejadian yang tidak menyenagkan terjadi lagi, atau sampai tidak di setujui dengan orang tua, padahal sudah lama berpacaran misalnya. Dan satu lagi, saya yakin, kalau calon kita itu mencintai keluarganya, menuruti semua perintah orang tua nya, InsyaAllah dia akan mencintai keluarga kecilnya kelak. Miniaturnya seperti itu.



You don't choose your family.  They are God's gift to you, as you are to them. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar