Senin, 27 Mei 2013

IYA, SAYA LAGI GALAU


Kadang- kadang saya heran dan sedikit terpana tentang berbagai fenomena yang ada di sekitar saya. Kadang- kadang saya mencoba untuk intropeksi tentang berbagai hal. Intropeksi disini saya mencoba untuk self- healing, jikalau saja saya dalam posisi tersebut bagaimana perasaan saya, jikalau saya menjadi dirinya bagaimana tindakan yang saya ambil, atau berbagai macam bentuk lainnya. Memang, memberikan advice kepada seseoang yang tengah curhat dengan kita begitu simple dan gampang untuk di ucapkan, namun tidak demikian terhadap yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Menimbang saran dari satu orang ke orang lain, menerka- nerka mana suggest yang cocok di ambil atau yang tidak. Belum lagi kalau lagi galau, galau disini kadang- kadang bisa menjadikan ga mood untuk berbuat sesuatu. IYA, SAYA LAGI GALAU. Toh, saat ini masyarakat merasa bahwa perkataan galau itu emang benar adanya, dan itu adalah suatu yang umum. Tapi, apakah cocok kalau ketika kita merasa suasana kita lagi mellow juga dikatakan sebagai galau? Galau diputus pacar mungkin, atau galau pacar menghilang tidak ada kabar, ataupun galau menerima atau menolak gebetan? Atau galau kerjaan mana yang dipilih? Terus, galau itu sendiri apa sih? Galau itu hal- hal yang biasanya menunggu keputusan sesuatu terus akhirnya jadi mikir, nah efeknya itu namanya galau atau apapun yang ga sreg sama hati kita (@dhindaindaa).

Galau sendiri saat ini menjadi sebuat tren yang begitu ampuh. Kalau dikit- dikit nge- tweet tentang asmara- asmara yang lagi mellow dikiranya galau, atau RT twit orang yang lagi nge-tweet tentang putus- putus juga dikira galau. Susah kok, padahal kan juga gak selamanya apa yang kita tulis itu benar adanya, bisa jadi kan ada teman yang lagi curhat tiba-tiba kita punya ide tentang apa yang dialami oleh teman kita itu (FYI, ini pembelaan dari aku, hahaa). Curhat dengan teman itu sendiri bisa menjadikan tatanan perasaan kita menjadi rileks, ada feedback langsung dari omongan atau curahan hati kita yang terdalam, dan yang pasti kita harus berhati- hati dan memilah juga teman yang cocok digunakan sebagai teman curhat, tidak semua orang dapat menyimpan rahasia, suka mendengarkan, dan pandai untuk memberikan saran atau feedback untuk orang lain.

Balik lagi dengan galau, saya sendiri pernah kok galau, malah ratunya galau kalau teman- teman bilang. Tapi saya sadar, buat apa juga galau, galau itu temannya setan, kalau lagi negative banget pasti ujung-ujungnya dan nyrempet yang ga bener juga. Galau itu sendiri biasanya di akibatin gara- gara kita lagi dengerin lagu yang juga (lagi-lagi) mellow, yang ngerasain klo ini “aku banget”, terus akhirnya nangis- nangis Bombay terus ujung-ujungnya inget- ingetin si empunya. Nah ini yang jelek, kalau ke bawa suasana galau terus, ujung- ujungnya susah Move On juga (wah.. ini saya banget! :p), memang galau berbading lurus dengan orang yang susah move on, hahaa, ya karena korelasi nya sangat nyambung banget (lalalalaaa~).

Eh tapi, ada juga kok, orang yang galau malah harus dengerin lagu- lagu yang nge- beat, karena menurutnya itu bisa meringankan bebannya, beban yang menjadikan dirinya galau.. Semua itu gak ada yang salah. Tiap orang berhak meng- interpretasi dan meng- intervensi galaunya masing- masing. Terapi yang diberikan bagi tiap orang yang stress ataupun ada masalah tidak harus sama dalam cara dan aktivitasnya, karena itu dibalikan dengan tipe dan karakter masing- masing orang yang bersangkutan, toh tiap manusia itu kan individual differences, tidak ada yang sama. Jadi cara penanggulangannya pun juga dapat berbeda, dari kata- kata IYA, SAYA LAGI GALAU.

Saya sih biasanya kalau lagi galau mentok- mentok saya nulis. Karena self healing saya itu menulis. Entah menulis di blog ini atau menulis di buku diary. Ternyata menulis itu juga bisa menjadi bentuk pelampiasan yang efektif kok, soalnya gak berhadapan langsung dengan yang bersangkutan. Tapi negativenya ya tidak dapat memperoleh solusi apapun dari siapapun karena intinya adalah memendam, hahahaa. Ya lagi- lagi kan tiap orang berbeda hehe.. Akhir- akhir ini saya punya tekhnik lain, ya sama- sama nulis juga, cuman beda nya, saya nulis di binder orang yang saya sebelin, dengan harapan biar orang itu tau apa yang terjadi (fyi, bindernya ada sama kalian ya, dan diem- diem aja nulisnya ;p), tapi bukan berarti lantas ga marah- marah juga sama orangnya ya (nah lo! hahahaa).

Yah, itu semuanya sih kebanyakan para cewek yang melakukanyya. Kalau cowok, setau saya, kalau mereka lagi galau itu DIEM. Menurut mereka, lebih baik diam daripada mengomentari pasangannya ataupun lagi ada masalah, mereka jarang untuk curhat dengan temannya. Ya, namanya cowok itu juga GALAU, ga masalah juga. Ada juga cowok yang lagi galau itu pelampiasannya main game, main game sampai rasa mangkel, eneg nya ilang smua. Hahaha, dan ini kadang- kadang yang bikin pasangannya marah- marah gara hobi galau mereka. Tidak ada yang salah kok, yang penting galau mereka para kaum Adam ini masih dalam tataran yang positif. Kalau yang sampe level galau yang akut yang negative, ada yang nge- rokoknya parah banget sampe minum- minuman yang ga semestisnya atau bahkan make obat, wah ini yang bahaya, kudu di lurusin, hmm.. Rada bingung juga kalau bahas galaunya para cowok, harus tanya- Tanya temen cowok dulu buat bahas lebih lanjut :D kan cowok lebih ngedepanin logika daripada cewek yang perasaan, masing- masing dari kita unik kok  buat melampiasin cara galau kita ;) dan galau itu sebagai salah satu dari indikator kalau kita harus lebih bersyukur tentang apa yang kita miliki saat ini.
 
-Salam galau :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar